Satukan langkah, luruskan niat, sucikan hati bersama kita bangun generasi Rabbani.

Selasa, 02 September 2014

Meski Sudah Gencatan Senjata, Pintu-pintu Perbatasan di Jalur Gaza Masih Ditutup

  Peta Gaza yang menunjukkan pintu-pintu perbatasan yang      dikuasai Zionis Israel dan Mesir. Peta: IMEMC
JALUR GAZA, Selasa (Middle East Monitor): Sebagaimana telah terjadi 8 tahun ini dan selama perang berlangsung, hingga setelah gencatan senjata 26 Agustus 2014 pun penjajah zionis ‘Israel’ hanya mengizinkan 200-400 truk melewati perbatasan setiap harinya.
Truk-truk berisi bahan bantuan, sedikit bahan bakar minyak, dan bahan bakar gas tersebut masih belum bebas keluar masuk Gaza, menandakan Zionis ‘Israel’ belum mulai melaksanakan pencabutan pengepungan jangka panjang di Jalur Gaza.
Padahal, salah satu syarat gencatan senjata adalah dibukanya semua perbatasan antara ‘Israel’ dan Gaza, seperti dikatakan Pejabat Senior di Perbatasan Palestina.
Menurut Mounir Al-Ghaiban, direktur perbatasan wilayah Palestina, tidak ada perubahan dalam kegiatan komersial di perbatasan Kerem Shalom di selatan Jalur Gaza sejak gencatan senjata yang diumumkan di Kairo itu.
Mounir Al-Ghaiban mengatakan perbaikan situasi baru akan dirasakan jika ‘Israel’ mengizinkan lebih dari 400 truk yang masuk ke Gaza setiap harinya. Al-Ghaiban menambahkan bahwa pada Ahad (31/8) lalu, ‘Israel’ mengizinkan 300 truk masuk melalui perbatasan. Diantaranya 100 truk bahan bantuan kemanusiaan dan 200 truk berisi bahan keperluan industri.
Jalur Gaza memiliki enam pintu perbatasan yang dikuasai ‘Israel’ dan satu pintu dikuasai oleh Mesir. Pada tahun 2007, setelah gerakan perjuangan Hamas menguasai wilayah itu, zionis ‘Israel’ menutup empat pintu penyeberangan komersial di perbatasan dengan Gaza dan hanya menyisakan dua pintu: Erez dan Kerem Shalom. Pintu perbatasan Kerem Shalom biasanya ditutup pada hari Jumat, Sabtu, dan saat hari libur agama Yahudi.
Serangan terakhir penjajah ‘Israel’ ke Jalur Gaza pada Juli 2014 kemarin merupakan serangan yang paling mematikan sejak tahun 2005.
Serangan yang berlangsung selama 51 hari itu mengakibatkan 2,147 warga Gaza tewas dan 11.000 lainnya terluka, sebagian besar korban tersebut adalah warga sipil. Sementara itu, ribuan bangunan di Jalur Gaza juga dihancurkan penjajah.
Selama serangan penjajah ke Gaza  yang mereka namakan “OperationProtective Edge“, setidaknya yang diakui pihak Zionis Israel ada 71 warga ‘Israel’ (65 orang di antaranya tentara dan sisanya warga sipil) tewas.
Menurut pengakuan pihak penjajah ‘Israel’, angka kematian di pihak militer ini merupakan yang tertinggi setelah perang di Lebanon pada tahun 2006 yang menewaskan 119 serdadu ‘Israel’.
Menurut ketentuan perjanjian gencatan senjata, para perunding Palestina dan ‘Israel’ akan kembali mengadakan perundingan tidak langsung untuk membicarakan tuntutan inti Palestina lainnya; termasuk pembebasan tahanan dan pembentukan pelabuhan Gaza. * (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha/Ahmad)
Sumber : sahabat Al-Aqsa
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar